Huehehe...(Kali ini kuawali dengan tawa)
Hmm. Sekitar seminggu yang lalu, sy SMS salah seorang teman dekat sy dari SMA yang julukannya Feet. Sy lupa tentang apa. Mungkin hal yang remeh, tapi biasanya sih ia selalu membalas. Nah, setelah lewat beberapa hari, ternyata gak dibalas! Demikian pula SMS-SMS berikutnya. Huah! Ada apa ini?
Sy sampe bikin status di Facebook dan buletin di Friendster. Huhu. Lalu sy juga bertanya pada beberapa teman (Ilma, Nana, Gaby) dan mereka berusaha membantu. Gaby memberi nomor HP Feet yang "baru". Ilma tidak tahu menahu karna sedang jarang bersua. Sedangkan Nana berusaha menghibur sy. Hmm. Sebenernya sih bukan karna gak dibalas atau apa, tapi sy merasa kalau ada sesuatu. Pokoknya jadi parno sendiri, membayangkan kalo teman sy itu marah besar. Heuu...
Akhirnya...hari Jumat pagi kemaren, sy mencoba SMS dia. Dan akhirnya dibalas! Ia menjelaskan kalo SMS-nya gak delivered karena masalah sinyal. Hoo...
Sebenernya agak sedih juga ngelihat diri sy pada khususnya dan kita pada umumnya. Kenapa? Yah...karena saat ini kita bisa lihat betapa tergantungnya kita dengan teknologi. Dikit-dikit, kalo pulsa abis, jadi gatel banget pengen segera ngisi. Pokoknya semuanya harus sempurna. Sy juga terbukti agak tergantung dengan HP (sy sebut 'agak' karena lebih cenderung ke internet daripada HP). Mood sy bisa terganggu hanya karna benda itu (yang bisa rusak atau nge-hang sewaktu-waktu).
Demikian pula dengan Facebook. Belakangan ini jadi seriing banget buka. Dan beberapa hari ini ada sedikit dilema yang gak jelas. Ehm. Secara sy ini orang yang agak aneh dan rumit, mungkin kalian maklum kalo masalah ini begitu signifikan bagi sy. Tapi menurut sy, manusia normal juga akan menganggap masalah ini sangat meresahkan. Errr...
Jah, sy punya kelemahan yaitu kurang bisa jujur dalam perasaan. Sy agak membenci sifat ini. Tapi sy terbiasa untuk menyimpan masalah sendiri terlebih dulu. Dan sempat dulu disadarkan oleh seorang teman, bahwa gak baek untuk memendam (kembali ke postingan sebelumnya, hehe) uneg-uneg. Gak sehat! Saat ini pun sy berusaha menghindari kalimat "ah, nggak apa-apa kok" jika ada yang bertanya "ada masalah apa?". Agak tolol karena kita berusaha share kalo kita bermasalah tapi saat orang lain menaruh perhatian, kita justru beralih dan berbohong. Well, kecuali kalo kita bersikeras bahwa itu adalah hal yang sangat pribadi.
Yang jelas, berat bagi sy untuk meninggalkan kebiasaan online di dunia maya. Ibaratnya, dunia ini uda virtual. Jadi agak susah untuk lepas dari teknologi...
Yah, saya juga gak berniat lepas seratus persen, kok! Soalnya, ditinggal sayang juga... (:
Hmm. Sekitar seminggu yang lalu, sy SMS salah seorang teman dekat sy dari SMA yang julukannya Feet. Sy lupa tentang apa. Mungkin hal yang remeh, tapi biasanya sih ia selalu membalas. Nah, setelah lewat beberapa hari, ternyata gak dibalas! Demikian pula SMS-SMS berikutnya. Huah! Ada apa ini?
Sy sampe bikin status di Facebook dan buletin di Friendster. Huhu. Lalu sy juga bertanya pada beberapa teman (Ilma, Nana, Gaby) dan mereka berusaha membantu. Gaby memberi nomor HP Feet yang "baru". Ilma tidak tahu menahu karna sedang jarang bersua. Sedangkan Nana berusaha menghibur sy. Hmm. Sebenernya sih bukan karna gak dibalas atau apa, tapi sy merasa kalau ada sesuatu. Pokoknya jadi parno sendiri, membayangkan kalo teman sy itu marah besar. Heuu...
Akhirnya...hari Jumat pagi kemaren, sy mencoba SMS dia. Dan akhirnya dibalas! Ia menjelaskan kalo SMS-nya gak delivered karena masalah sinyal. Hoo...
Sebenernya agak sedih juga ngelihat diri sy pada khususnya dan kita pada umumnya. Kenapa? Yah...karena saat ini kita bisa lihat betapa tergantungnya kita dengan teknologi. Dikit-dikit, kalo pulsa abis, jadi gatel banget pengen segera ngisi. Pokoknya semuanya harus sempurna. Sy juga terbukti agak tergantung dengan HP (sy sebut 'agak' karena lebih cenderung ke internet daripada HP). Mood sy bisa terganggu hanya karna benda itu (yang bisa rusak atau nge-hang sewaktu-waktu).
Demikian pula dengan Facebook. Belakangan ini jadi seriing banget buka. Dan beberapa hari ini ada sedikit dilema yang gak jelas. Ehm. Secara sy ini orang yang agak aneh dan rumit, mungkin kalian maklum kalo masalah ini begitu signifikan bagi sy. Tapi menurut sy, manusia normal juga akan menganggap masalah ini sangat meresahkan. Errr...
Jah, sy punya kelemahan yaitu kurang bisa jujur dalam perasaan. Sy agak membenci sifat ini. Tapi sy terbiasa untuk menyimpan masalah sendiri terlebih dulu. Dan sempat dulu disadarkan oleh seorang teman, bahwa gak baek untuk memendam (kembali ke postingan sebelumnya, hehe) uneg-uneg. Gak sehat! Saat ini pun sy berusaha menghindari kalimat "ah, nggak apa-apa kok" jika ada yang bertanya "ada masalah apa?". Agak tolol karena kita berusaha share kalo kita bermasalah tapi saat orang lain menaruh perhatian, kita justru beralih dan berbohong. Well, kecuali kalo kita bersikeras bahwa itu adalah hal yang sangat pribadi.
Yang jelas, berat bagi sy untuk meninggalkan kebiasaan online di dunia maya. Ibaratnya, dunia ini uda virtual. Jadi agak susah untuk lepas dari teknologi...
Yah, saya juga gak berniat lepas seratus persen, kok! Soalnya, ditinggal sayang juga... (:
2 komentar:
iya mil, aq sekarang rasanya sungguh merana deh menghadapi hari tanpa internet.. xD
hhe..
iye monk..
agak addicted jadiny..hha.
Posting Komentar