Label:

Dream Achiever VS Dream Stealer

Kemaren Jumat ada ujian mata kuliah Vocabulary, hoho...Gak seperti biasanya, kami dikasi semacam cerita gitu, ngartiin kata-kata yang ditebelin, terus kasi komentar. Yang menarik adalah, sy sendiri berasa deja vu waktu baca cerita itu. Intinya sy pernah ngerasain hal yang persis.

Cerita itu kurang lebih tentang seorang anak yang bercita-cita membangun peternakan kuda sendiri, dan saat di sekolahnya ada tugas menulis tentang mimpi, ia menceritakan mimpinya itu dengan detail. Akan tetapi, gurunya malah memberi nilai F, dengan alasan mimpi si anak gak realistis. Yah, sebenarnya kondisi ekonomi si anak memang gak memungkinkan. Selain itu, si guru menyuruhnya untuk menulis ulang...Namun anak itu gak mau mengubah tulisannya dan bahkan menerima nilai F demi mimpinya itu. Ia terus berjuang pantang menyerah dan akhirnya berhasil mewujudkannya!

Hmm...kesamaan si anak dengan sy bukan di peternakan kuda yang pasti. Jelas-jelas sy gak ada bakat berbisnis dan memelihara kuda. Nyentuh yang asli aja belom pernah. Hahah...jadi geli. Kesamaanya, dari ukuran mimpi kami. Besarnya mimpi kami.

Jadi, sekitar sepuluh taon yang lalu, waktu kecil (haha, berasa tua) sy pernah ikutan semacam klub bahasa Indonesia (nyangka gak seh, tampang genee?) yang kegiatannya belajar nulis puisi, cerita, dkk...Itu kegiatan di luar sekolah loh, rajin banget yah? Di sana ada banyak anak SD yang semangat belajar bahasa, hahah. Dan gurunya juga baek banget...

Sampe suatu hari kami disuru bercerita tentang mimpi kami masing-masing. Nah, sy dengan jujur dan lugu ngungkapin pengen jadi penyanyi terkenal seperti Christina Aguilera. Tau apa yang terjadi kemudian, Sodara-sodara? Guru sy dengan seriusnya bilang kalo mimpi sy terlalu besar. Menurut Beliau, sy gak mungkin jadi penyanyi seperti itu...terlalu muluk, sy gak akan bisa meraihnya. Dan Beliau berpendapat, sebaiknya sy bermimpi menjadi seperti si A, seorang penyanyi kanak-kanak yang cukup populer saat itu.

Sy yang saat itu masi anak bau kunyit ngerasa pandangan sy diblok. Gelap. Tapi sy gak menjawab apa-apa. Yang sy ingat, saat itu sy cuma manggut-manggut. Polos...

Suatu waktu, ada pertunjukan musik di LIP (Lembaga Indonesia Perancis) Jogja. Beberapa teman ikut mengisi acara. Sy juga ikut perform di sana (nyanyi dan piano). Guru sy tersebut juga nonton...dan sebenarnya sy jadi rada cemas, hahah...But I did my best.

Hal yang paling mengejutkan adalah, setelah acara selesai Beliau menghampiri sy. I couldn't believe my eyes when she told me to keep struggling for my dreams instead. Bahkan Beliau minta maaf sama sy, menyesali apa yang telah Beliau katakan saat itu. Hmm...benar-benar oh waw.

Ada yang belom kesampean sih, bagian being a real singer. Hahah...Yah smoga dengan berawal dari pengalaman itu, sy bisa belajar buat terus berkarya. Mudah-mudahan ke depannya lancar, heheh...

Essence-nya, follow your heart and never give up! Lalu, teruslah bermimpi sebesar mungkin! (:

3 komentar
Label:

Happy Growing Up, Not Happy Growing Old!

I had a simply special day on 20th of February...

Well, I arrived at campus on 6.50 A.M. and some friends approached me. Desya loudly yelled "Happy birthday! Don't cut your hair!" hence I couldn't help laughing. She reminded me the way Miss Marnie demanded me not to cut my hair due to the curliness. Haha...

There was a little surprise on the first course because our lecturer asked everybody in the class to deliver some birthday wishes. Once again, she asked everybody which means all of my friends there...I was completely delighted actually. Moreover, when they told me not to give up easily. They also said that I should look for a guy as soon as possible. Okay, but apparently that's not simple. It's quite complicated to find a suitable guy here (in PBI).

On that day I didn't do anything special. I merely had lectures and finished on 4 P.M. thus went home. Honestly it was kinda boring and lonesome. I tried to enjoy the solitude feeling by having fun by myself or doing little things with my family.

The next day was worse. After doing physical exercises in Kartika Dewi with my parents, I suddenly felt dizzy and certainly limp. Unfortunately I had a fever. Instead of having a rest, I pushed myself to leave for Amplas because of my appointment with highschool friends. Thank God, I was strong enough even though my condition getting worse. Afterwards, I went home and seriously had a rest. Sigh...What a day!

Well, though I've been 19 I think my childishness hasn't really changed. I only hope I would not just growing old but also growing up so that my personality won't be lack of maturity any more...

Happy growing up!

P.S. Thanks for the birthday presents! I love the vest so much! And also the original CD of David Archuleta! (:

0 komentar
Label:

Mendem Di Rumah Saat Valentine

Ehmm...Kemaren Valentine's Day dan sepertinya sy tidak merasakan apa-apa, haha...Bukan karena gak merayakan atau apa, tapi lebi karena sy mendekam di rumah selama sehari itu...

Sebenernya, sehari sebelumnya sy di-SMS temen SMA sy, Nisma (Motil) untuk datang ke acaranya di Pondok Cabe. Sy uda semangat pengen dateng, sampe pada keesokan harinya, sy dapet kabar kalo adek saya (Hotman a.k.a. Hotty) sakit, menggigil di sekolah gitu.

Orang-orang rumah otomatis pada heboh takut kenapa-kenapa, soalnya dulu Hotty sempet kena DB dan mondok cukup lama di Bethesda. Hmm...jadilah akhirnya ortu sy menjemput Hotty dan sy pun jaga rumah sendiri. Mbathang sih, tapi mau gimana lagi? Cemas juga rasanya, tapi tetep berusaha positive thinking.

Akhirnya sy pun gak ikut ke acara tersebut, tapi gak mengabari ke Motil sebelumnya (maaf ya Mot, ngabarinya telat). Sy cuma SMS ke Feet dan bilang kalo banyak tugas. Hmm, tapi emang bener banyak tugas sih. Salah satunya, nyelesaiin baca novel klasik Gulliver's Travels karya Jonathan Swift...


Konkritnya, ni buat tugas Book Report. Lagipula submission day-nya kurang lebi tinggal seminggu lagi (20 Februari). Tapi untunglah tanggal 15 ini uda berhasil sy selesaikan bacanya, tinggal bikin setting, major characters, summary, major conflict, theme, dsb. Hahah...Untungnya, novel yang sy baca ini versi abridged (disarankan kok) jadi gak pusing dan it's just right to read.

Oya, untunglah setelah diperiksa, Hotty demamnya demam biasa. Pokoknya langsung istirahat, makan banyak, rajin minum obat! Dan puji Tuhan, hari ini uda rada baekan.

Tentang Valentine, sy gak terlalu menganggap itu hari yang spesial atau bermakna dalam, tapi...cukup penting soalnya bisa bebas makan coklat! Chocolate is everywhere! Hahah (:

3 komentar
Label:

Ilmo, Foto, dan Jomblo

Mungkin kalian pernah liat foto ini:




Hoho...
Foto ini banyak menuai pujian dan komen. Mulai dari "Wuih Mil, ekspresimu! Lagi mikrin sapa hayo?", terus "Wah Mila di situ ayu!", sampe "Tu kayak di negeri Cina yah?"

Di balik pesonanya, foto ini diambil sama seorang fotografer andal. Dia temen sy sejak SMA, Zidna Ilma Azzahra. Biasa sy panggil Monk (kalo dipanggil Monki suka marah) atau Ilmo...Nona ini bertubuh mungil, berambut lurus & panjang, berkacamata, dan berkulit putih. Sekarang dia kuliah di UGM jurusan Arsitektur. Haha, pasti yang belum kenal dengannya penasaran kan? Hmm...tapi dia gak mau kufoto en sepertinya juga bakal ngomel kalo fotonya kupasang sembarangan, jadi sebaeknya gak kupasang aja.

Sebenernya ak punya banyak banget foto yang dijepret Saudara Ilmo ini, tapi foto di atas itu yang paling favorit lah. Foto itu diambil di vila seorang teman SMA kami, Yosua Michael Maranatha, saat intersQuad sedang menginap bersama. Hoho. Tepatnya diambil di lantai 2 yang saat itu angin semriwingnya bikin bulu kuduk tegang semua! Tapi hasrat foto-foto sy tak pudar dan akhirnya Saudara Ilmo yang membawa kamera pun bersedia memotret. Hahah.

Hmm...
Dulu pernah ada yang bilang, "Wah kameranya bagus yah? Pantesan!" Deng sedeeengg! Sy langsung sebal. Ibarat musik, alat yang bagus kan gak mungkin jadi terdengar bagus kalo yang maenin gak profe! Kamera bagus juga hasilnya gak mungkin bagus kalo yang megang gak ahli! Heu...Ya sudalah, daripada dongkol sendiri, hehe.

Oya. Kalau dilihat, tema foto ini kayak orang lagi merenung. Ntah merenungi nasib, studi, jodoh, atau masa depan. Haiyahh. Tapi, karena yang moto Ilmo dan yang difoto sy, kuberi judul Merenungi Status saja. Haha. Tanya kenapa? Yah. Karna kami masi jomblo tepatnya. Di masa-masa SMA, kami termasuk salah dua dari sekian banyak siswa-siswi SMA 3 yang njomblo. Hehe...Sampe-sampe ada klub khusus bernama JAP (Jomblo Abadi Padmanaba). Tapi, semenjak lulus sy tetapkan untuk keluar dari klub itu. Haha...

Nona Ilmo pernah cemas sampe kapan dia akan jomblo. Tapi ak yakin kok, dia punya banyak kelebihan yang mengundang. Maksud sy, mengundang cowo-cowo datang. Hehe...Sy yang dulu juga sempet cemas pasalnya ditanyain terus, "Cowok lo sekarang mana?" jadi optimis lagi. Hahah.

Okeh, kalo Monk baca posting-an ini, ayo kita siap-siap menghadapi gersangnya padang pasir jomblo dan berjuanglah jadi oase di tengahnya! Gyahaha...

4 komentar